Langsung ke konten utama

Rekomendasi Suplemen Peningkat Imun Terbaik

Hello guys, di masa pandemi seperti sekarang ini tentunya kita tidak boleh menyepelekan kesehatan ya. Perlu jaga kesehatan supaya tetap fit dan tetap bisa beraktivitas seperti biasa, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Covid-19, seperti yang sudah kita ketahui bersama, adalah virus yang menyebar lewat udara dari orang yang terinfeksi ke orang lain. Virus ini punya banyak varian yang tingkat keparahannya berbeda-beda. Semua usia berpotensi untuk terserang, tidak hanya orang yang sudah tua saja ya.

Aku ada rekomendasi suplemen yang bagus untuk menaikkan imun, tidak memperberat fungsi organ namun malah bisa memperbaiki kerusakan dalam tubuh.

Here I suggest you transfer factor (TF) dari 4Life!!



Mengandung molekul transfer factor dari nanofiltrasi colostrum sapi. Transfer factor akan mengaktivasi NK-cell pada sistem imun lebih efektif dan membuat sistem imun secara keseluruhan merespon lebih cepat terhadap penyakit.


Super safe buat yang alergi protein susu sapi, karena ini sudah tidak lagi mengandung protein yang berukuran besar yang bikin alergi. Selain molekul TF, ada peptida lain yang diekstrak dari kuning telur ayam.

TF aman dikonsumsi untuk ibu hamil!

Menurut research yang dilakukan oleh 4Life, transfer factor aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.

Cerita pribadi, November 2020 suami pernah positif covid-19 dan kondisiku sewaktu itu sedang hamil 7 bulan. Suami batuk dan anosmia selama 1 minggu. Selama itu pula dia minum obat dan suplemen. Aku diberi suplemen dari klinik tempatku kerja, pakai TF. Alhamdulillah aku tidak separah suamiku, bahkan hampir tidak ada gejala sama sekali dan aku terus konsumsi TF sampai suamiku sembuh.

Singkat cerita, ketika lahiran (bulan Februari 2021) ndilalahnya aku juga terdiagnosa terinfeksi covid-19 dan harus pisah dengan bayiku yang negatif covid. Sewaktu itu keluargaku rapid test dan alhamdulillah negatif, jadi bisa dititipi bayiku selama aku di rumah sakit. (cerita detail di next post ya gaes~) selama di rumah sakit sempat minum TF ketika ngerasa sedikit radang tenggorokan dan tidak ada gejala klinis sama sekali setelahnya.

So,, I kinda rely on this supplement when I don't feel well. 

Aku sudah vaksin covid juga ya, sudah 2 dose pakai astrazaneca. 2 dosis ini ketika aku masih menyusui anakku (pada waktu itu ketika usianya 5 dan 7 bulan). Setiap pasca vaksin selalu ada KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi), tapi tidak parah karena dibantu oleh TF. Aku minum TF sebelum dan sesudah vaksin sampai hari ke-3 pasca vaksin. Teman2 seklinik juga konsumsi TF untuk atasi KIPI dan kondisi semua bagus, KIPI tetap ada namun tidak berat ya, hanya suhu hangat dan sedikit pusing.

TF juga bisa dikonsumsi bayi! 

Menurut research yang dilakukan oleh 4Life, transfer factor aman dikonsumsi sejak lahir. 

Sangat direkomendasikan untuk bayi-bayi yang tidak suka menelan obat. Salah satunya anakku Orion, sangat tidak suka minum obat, selalu muntah kalau minum obat. Jadi untuk bantu kesembuhan penyakitnya, ketika buat susu formula aku campurkan TF ke dalamnya (dibuka dari kapsulnya tentunya). Kesembuhan berlangsung super cepat dan pengobatan yang dilakukan tidak menyiksa bagi anakku Orion.


TF tidak berasa dan berbau, dan bisa dicampur ke dalam susu!

TF sangat mudah dikonsumsi, bagi yang tidak suka menelan kapsul, TF bisa dibuka dari kapsulnya (bentuknya bubuk) dan dicampur ke makanan atau minuman. Tidak mempengaruhi rasa makanan atau minumannya loh~


Dapatkan manfaat TF sekarang! Bisa dibeli lewat blog ini, di bagian "Transfer Factor" samping "Beranda".

Atau bisa lewat tautan ini ya:

https://indonesia.4life.com/11614873/shop

Untuk pembelian eceran perkapsul bisa tulis permintaannya di kolom komentar ya~





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkat Imun Transfer Factor sebagai Imunomodulator untuk Kucing

Dear readers, Tulisan ini aku tulis berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai dokter hewan yang sudah pernah mencobakan peningkat imun/imunomodulator "transfer factor" (TF) dalam pengobatan berbagai kasus penyakit di kucing. Selama jadi praktisi hewan kecil tentunya banyak kasus penyakit yang ditemui, mulai dari sakit ringan berupa gumpalan bulu yang nyangkut di gigi, sampai kasus yang cukup berat dan menguras air mata seperti FIV (feline immunodeficiency virus) yang sudah komplikasi. Ada kasus yang trennya selalu naik selama musim hujan, yaitu virus panleukopenia. Lebih detailnya tentang virus ini nantinya akan ada postnya juga ya. Pada intinya virus panleukopenia ini menyerang tubuh kucing dan utamanya menurunkan jumlah sel darah putih yang digunakan untuk menyerang segala macam infeksi termasuk virus panleukopenia itu sendiri. Nah loh, kalau sel darah putih aja jumlahnya turun akibat si virus terus yang ngelawan ni virus siape tong? ๐Ÿ˜ญ di klinik tempatku bekerja kemarin ada...

My Career Story

Hey yo, it's time to share my career story~ Aku dilantik sebagai dokter hewan di bulan Desember 2019, tapi aku sudah bekerja loh kala itu. Kok bisa??  Bisa donk, guys. Let me tell you, alhamdulillah karir dokter hewan bisa di mana2 banget dan lowongan kerja selalu ada. Bisa dari bidang peternakan, pegawai negeri, tenaga harian lepas di instansi pemerintahan, tenaga pendidik, praktisi hewan kecil, industri makanan dan minuman dari produk hewan, industri obat hewan, laboratorium yang menggunakan hewan coba, bidang konservasi, dsb. Rata-rata sangat mau menerima dokter hewan yang masih menunggu masa pelantikan, tapi sudah harus selesai masa koas. Ketika itu aku mencoba di bidang praktisi hewan kecil yang kebetulan ada lowongannya di Jogja (pada saat itu sebenarnya ada beberapa lowongan daerah Jogja, tapi ndilalahnya kepincut jadi praktisi hewan kecil). Langsung kirim berkas dan wawancara di sebuah klinik yang kebetulan juga dekat dengan rumah. Apakah langsung diterima? Hohoho,, ternyat...

Pengalaman Koas di FKH UGM

Fakultas kedokteran hewan, sama seperti fakultas kedokteran yang lainnya, juga perlu menempuh pendidikan profesi untuk mendapat gelar dokter. Pendidikan profesi dokter hewan baru bisa ditempuh setelah lulus pendidikan S1 kedokteran hewan. Pendidikan profesi ini biasanya disebut juga koasistensi atau singkatnya koas. Di UGM, pada tahun 2018, kegiatan koas kedokteran hewan berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Terdiri dari 6 bagian koas yang masing2 ditempuh dalam kurun waktu 8 minggu. 6 bagian koas tersebut adalah - koas interna hewan kecil (incil), - koas interna hewan besar (inbes),  - koas kedinasan atau koas dinas (kodin), - koas reproduksi (korep), - koas bedah (bedah), dan  - koas diagnosa laboratorik (kodil).  (kabarnya terkini ada 1 bagian koas baru yaitu koas manajemen RSH -2019) Masing-masing koas deg-degan nya beda2 nih, dan tentunya beban koasnya juga berbeda tiap bagian. Yang paling bikin kaku pikiran dan badan adalah koas diagnosa laboratorik. Wuuuhhh,, ya...