Langsung ke konten utama

Alhamdulillah Sudah Dilantik Jadi Dokter Hewan 😁

Setelah masa koas kedokteran hewan selesai dijalani, tentunya ada momen paling berkesan yaitu pelantikan dokter hewan. Biasanya pelantikan dilaksanakan dengan jeda beberapa minggu setelah koas selesai. Kalau dulu seingetku sewaktu angkatanku jedanya sekitar 2 bulan.

Pelantikan prosesnya hampir mirip dengan wisuda, tapi kali ini ga pake toga ya, hanya baju formal saja. Dan kali ini ada makan2nya prasmanan sesudah acara selesai.

Acara pelantikan juga ada gladi bersihnya dan tentunya juga ada ngurus2 berkas dan bisa pesan kursi tambahan kalau ada pihak keluarga yang mau ikutan ada di dalam ruangan selama prosesi pelantikan. Biasanya acara dimulai di pagi sekitar jam 8 dan selesai di waktu dzuhur sekitar pukul 12.

Acara pelantikan termasuk acara yang eksklusif karena hanya 1 fakultas saja dan pengurus acara juga dari fakultas. Cukup sakral acaranya karena ada pengucapan sumpah dokter hewan (yang mana sumpahnya agak panjang jadinya ga hafal di luar kepala). Inti dari sumpahnya adalah akan menggunakan ilmu kedokteran hewan untuk mengurangi/meringankan penderitaan hewan, merawat dengan kasih sayang, dengan tetap menyesuaikan kepentingan tertinggi klien. Jadi ga semata2 ngobatin ya gaes, kalau klien minta sapinya dipotong aja daripada mati karena sakit maka kita bisa bantu pertimbangkan dan komunikasikan ke klien, karena ga semua penyakit berakhir dengan meninggal dan tidak semua hewan sakit boleh dikonsumsi dagingnya (em.. ya sebenarnya baiknya yang dikonsumsi manusia sih daging dari hewan sehat ya, tapi kan kadang kondisi tidak bisa kita paksakan kan).

Tentunya ada sesi foto bersama, ramean gitu, dengan jajaran dekan dan wakil dekan yang saat itu bisa hadir. Dosen2 yang hadir juga biasanya ikut foto supaya makin lengkap dokumentasinya.

Pelantikan jadi momen yang haru biru karena saat inilah benar2 pisah dengan teman kuliah selama 5 tahun terakhir, dan masing2 akan menapaki jalan karirnya. Duh duh duh..  Ga nangis siiihh,, bahagia2 sedih terharu gimana gitu rasanya. Ketika pelantikan dilaksanakan, rata2 teman2 sudah memiliki pekerjaan karena umumnya lowongan kerja dokter hewan sangat menerima calon dokter hewan (dengan catatan sudah lulus koas, nilai koas sudah keluar, dan hanya menunggu pelantikan).

Peluang kerja dokter hewan banyak sekali ya gaes, tidak hanya jadi praktisi saja. Bahkan dokter hewan praktik hanya sedikit persentasenya dibanding yang bekerja di bidang lain. Bidang lain ini adalah tenaga pendidik (guru di SMK, dosen), peneliti, industri perunggasan, peternakan, perikanan, produk asal hewan (seperti sosis, susu, nugget, dsb.), pegawai pemerintah (ASN atau THL), industri obat hewan, konservasi satwa, dll.

Well then, congratulation for myself! πŸ€—πŸŒΉ

Untuk pembaca yang akan menempuh pendidikan kedokteran hewan, kalian luar biasa karena sudah memilih jurusan ini. If you are truly passionate, then keep going! πŸ•



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkat Imun Transfer Factor sebagai Imunomodulator untuk Kucing

Dear readers, Tulisan ini aku tulis berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai dokter hewan yang sudah pernah mencobakan peningkat imun/imunomodulator "transfer factor" (TF) dalam pengobatan berbagai kasus penyakit di kucing. Selama jadi praktisi hewan kecil tentunya banyak kasus penyakit yang ditemui, mulai dari sakit ringan berupa gumpalan bulu yang nyangkut di gigi, sampai kasus yang cukup berat dan menguras air mata seperti FIV (feline immunodeficiency virus) yang sudah komplikasi. Ada kasus yang trennya selalu naik selama musim hujan, yaitu virus panleukopenia. Lebih detailnya tentang virus ini nantinya akan ada postnya juga ya. Pada intinya virus panleukopenia ini menyerang tubuh kucing dan utamanya menurunkan jumlah sel darah putih yang digunakan untuk menyerang segala macam infeksi termasuk virus panleukopenia itu sendiri. Nah loh, kalau sel darah putih aja jumlahnya turun akibat si virus terus yang ngelawan ni virus siape tong? 😭 di klinik tempatku bekerja kemarin ada...

My Career Story

Hey yo, it's time to share my career story~ Aku dilantik sebagai dokter hewan di bulan Desember 2019, tapi aku sudah bekerja loh kala itu. Kok bisa??  Bisa donk, guys. Let me tell you, alhamdulillah karir dokter hewan bisa di mana2 banget dan lowongan kerja selalu ada. Bisa dari bidang peternakan, pegawai negeri, tenaga harian lepas di instansi pemerintahan, tenaga pendidik, praktisi hewan kecil, industri makanan dan minuman dari produk hewan, industri obat hewan, laboratorium yang menggunakan hewan coba, bidang konservasi, dsb. Rata-rata sangat mau menerima dokter hewan yang masih menunggu masa pelantikan, tapi sudah harus selesai masa koas. Ketika itu aku mencoba di bidang praktisi hewan kecil yang kebetulan ada lowongannya di Jogja (pada saat itu sebenarnya ada beberapa lowongan daerah Jogja, tapi ndilalahnya kepincut jadi praktisi hewan kecil). Langsung kirim berkas dan wawancara di sebuah klinik yang kebetulan juga dekat dengan rumah. Apakah langsung diterima? Hohoho,, ternyat...

Pengalaman Koas di FKH UGM

Fakultas kedokteran hewan, sama seperti fakultas kedokteran yang lainnya, juga perlu menempuh pendidikan profesi untuk mendapat gelar dokter. Pendidikan profesi dokter hewan baru bisa ditempuh setelah lulus pendidikan S1 kedokteran hewan. Pendidikan profesi ini biasanya disebut juga koasistensi atau singkatnya koas. Di UGM, pada tahun 2018, kegiatan koas kedokteran hewan berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Terdiri dari 6 bagian koas yang masing2 ditempuh dalam kurun waktu 8 minggu. 6 bagian koas tersebut adalah - koas interna hewan kecil (incil), - koas interna hewan besar (inbes),  - koas kedinasan atau koas dinas (kodin), - koas reproduksi (korep), - koas bedah (bedah), dan  - koas diagnosa laboratorik (kodil).  (kabarnya terkini ada 1 bagian koas baru yaitu koas manajemen RSH -2019) Masing-masing koas deg-degan nya beda2 nih, dan tentunya beban koasnya juga berbeda tiap bagian. Yang paling bikin kaku pikiran dan badan adalah koas diagnosa laboratorik. Wuuuhhh,, ya...