Langsung ke konten utama

Pengalaman Koas di FKH UGM

Fakultas kedokteran hewan, sama seperti fakultas kedokteran yang lainnya, juga perlu menempuh pendidikan profesi untuk mendapat gelar dokter. Pendidikan profesi dokter hewan baru bisa ditempuh setelah lulus pendidikan S1 kedokteran hewan. Pendidikan profesi ini biasanya disebut juga koasistensi atau singkatnya koas.

Di UGM, pada tahun 2018, kegiatan koas kedokteran hewan berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Terdiri dari 6 bagian koas yang masing2 ditempuh dalam kurun waktu 8 minggu. 6 bagian koas tersebut adalah

- koas interna hewan kecil (incil),

- koas interna hewan besar (inbes), 

- koas kedinasan atau koas dinas (kodin),

- koas reproduksi (korep),

- koas bedah (bedah), dan 

- koas diagnosa laboratorik (kodil).

 (kabarnya terkini ada 1 bagian koas baru yaitu koas manajemen RSH -2019)

Masing-masing koas deg-degan nya beda2 nih, dan tentunya beban koasnya juga berbeda tiap bagian. Yang paling bikin kaku pikiran dan badan adalah koas diagnosa laboratorik. Wuuuhhh,, yahud! Menjadi sebuah bagian koasistensi yang paling berat menurutku, karena merupakan kegiatan koas yang diselenggarakan oleh 4 departemen yang berbeda, yaitu Departemen Patologi, Patologi Klinik, Parasitologi, dan Mikrobiologi. Sedangkan koas yang lainnya hanya 1 departemen saja yang menyelenggarakan: incil dan inbes oleh Departemen Ilmu Penyakit Dalam, kodin oleh Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, korep oleh Departemen Obstetri dan Ginekologi, koas bedah oleh Departmen Bedah dan Radiologi. Otomatis karena ada 4 departemen yang menyelenggarakan maka ada 4 dosen pembimbing juga yang tentunya bikin pusing 4x lipat. πŸ˜…

Setiap bagian koas selalu ada rangkaian perkenalan-inti-akhir. Ya sama ya dengan semua hal yang ada di dunia iniii, awal inti akhir. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Bagian perkenalan biasanya diisi dengan penjelasan singkat kegiatan2 koas yang akan dijalani,  review materi2 yang akan terpakai berkaitan dengan koas yang diselenggarakan, pembagian dosen pembimbing.

Bagian inti koas adalah kegiatan inti dari koas yang diselenggarakan. Incil : praktik di Klinik Kuningan milik FKH UGM sambil ngerjakan kasus mandiri dan kasus tanggungan, inbes : ikut kegiatan puskeswan, kodin : ikut kegiatan dinas di salah satu kota/kabupaten yang dipilihkan oleh tim dosen, korep : ikut kegiatan instansi yang bergerak di reproduksi hewan besar (biasanya di peternakan atau bisa juga ikut puskeswan di luar Pulau Jawa), bedah : tentunya bedah2 hewan, kodil : rangkaian nguplek2 kasus penyakit di hewan (biasanya sudah ditentukan hewannya jenis apa, apakah unggas, mamalia atau ikan).

Bagian akhir koas diisi dengan seminar, pengumpulan laporan, dan ujian (bisa lisan, bisa tulis). Nah nilai seminar, laporan dan ujian inilah yang punya poin besar dalam penentuan lulus atau tidaknya dan dapat nilai apa di koas tersebut (masing2 koas ada nilainya sendiri2 tentunya).

Selama koas banyak sekali cerita menarik yang gak akan pernah bisa lupa. Seru banget memang kala itu, tapi kalau diminta untuk mengulang masa koas kok aku ga mau yaaa. Sudah cukup terima kasih dengan rangkaian koas sewaktu dulu ituuu, sudah tidak usah diulang2 kayak rekaman aja deehh.

Tentunya tidak bisa semua kuceritakan di sini ya gaes, karena tentunya ada privasi yang harus dijaga. Mungkin nantinya akan ada beberapa cerita yang asik2 ya~ Follow blogku dan tinggalkan jejak di komentar ya! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkat Imun Transfer Factor sebagai Imunomodulator untuk Kucing

Dear readers, Tulisan ini aku tulis berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai dokter hewan yang sudah pernah mencobakan peningkat imun/imunomodulator "transfer factor" (TF) dalam pengobatan berbagai kasus penyakit di kucing. Selama jadi praktisi hewan kecil tentunya banyak kasus penyakit yang ditemui, mulai dari sakit ringan berupa gumpalan bulu yang nyangkut di gigi, sampai kasus yang cukup berat dan menguras air mata seperti FIV (feline immunodeficiency virus) yang sudah komplikasi. Ada kasus yang trennya selalu naik selama musim hujan, yaitu virus panleukopenia. Lebih detailnya tentang virus ini nantinya akan ada postnya juga ya. Pada intinya virus panleukopenia ini menyerang tubuh kucing dan utamanya menurunkan jumlah sel darah putih yang digunakan untuk menyerang segala macam infeksi termasuk virus panleukopenia itu sendiri. Nah loh, kalau sel darah putih aja jumlahnya turun akibat si virus terus yang ngelawan ni virus siape tong? 😭 di klinik tempatku bekerja kemarin ada...

My Career Story

Hey yo, it's time to share my career story~ Aku dilantik sebagai dokter hewan di bulan Desember 2019, tapi aku sudah bekerja loh kala itu. Kok bisa??  Bisa donk, guys. Let me tell you, alhamdulillah karir dokter hewan bisa di mana2 banget dan lowongan kerja selalu ada. Bisa dari bidang peternakan, pegawai negeri, tenaga harian lepas di instansi pemerintahan, tenaga pendidik, praktisi hewan kecil, industri makanan dan minuman dari produk hewan, industri obat hewan, laboratorium yang menggunakan hewan coba, bidang konservasi, dsb. Rata-rata sangat mau menerima dokter hewan yang masih menunggu masa pelantikan, tapi sudah harus selesai masa koas. Ketika itu aku mencoba di bidang praktisi hewan kecil yang kebetulan ada lowongannya di Jogja (pada saat itu sebenarnya ada beberapa lowongan daerah Jogja, tapi ndilalahnya kepincut jadi praktisi hewan kecil). Langsung kirim berkas dan wawancara di sebuah klinik yang kebetulan juga dekat dengan rumah. Apakah langsung diterima? Hohoho,, ternyat...