Langsung ke konten utama

Peningkat Imun Transfer Factor sebagai Imunomodulator untuk Kucing

Dear readers,
Tulisan ini aku tulis berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai dokter hewan yang sudah pernah mencobakan peningkat imun/imunomodulator "transfer factor" (TF) dalam pengobatan berbagai kasus penyakit di kucing.

Selama jadi praktisi hewan kecil tentunya banyak kasus penyakit yang ditemui, mulai dari sakit ringan berupa gumpalan bulu yang nyangkut di gigi, sampai kasus yang cukup berat dan menguras air mata seperti FIV (feline immunodeficiency virus) yang sudah komplikasi.

Ada kasus yang trennya selalu naik selama musim hujan, yaitu virus panleukopenia. Lebih detailnya tentang virus ini nantinya akan ada postnya juga ya. Pada intinya virus panleukopenia ini menyerang tubuh kucing dan utamanya menurunkan jumlah sel darah putih yang digunakan untuk menyerang segala macam infeksi termasuk virus panleukopenia itu sendiri. Nah loh, kalau sel darah putih aja jumlahnya turun akibat si virus terus yang ngelawan ni virus siape tong? ๐Ÿ˜ญ di klinik tempatku bekerja kemarin adalah salah satu klinik yang menggunakan TF sebagai imunomodulator terbaik mereka. SOP untuk hampir semua pasien opname supaya cepat sembuh diberi TF untuk campuran pakannya, termasuk untuk kasus panleukopenia di mana sistem imun sedang hancur-hancuran melawan virus yang masuk.

Apa yang terjadi ketika TF diberikan pada kucing yang sakit? 
Menurut eksperimen kecil-kecilan yang aku dan klinik tempatku bekerja lalukan, hasilnya kucing jadi cepat sembuh! 

Contohnya saja dari kasus infeksi panleukopenia di atas. Kucing yang hanya diberi pengobatan tanpa TF menunjukkan progress yang lebih lambat, sedangkan yang diberi TF progressnya lebih cepat dan memuaskan. Ya,, meskipun banyak faktor ya, beberapa di antaranya adalah varian virus yang masuk, usia ketika terkena infeksi, peyakit lain yang diderita sebelum terkena panleukopenia, seberapa jauh virusnya sudah menginfeksi, tingkat ketahanan kucing terhadap rasa sakit. Jadi kami membandingkan antara individu-individu yang kondisinya mirip supaya tidak terlalu bias. Konsumsi TF nyatanya mampu membuat imun bekerja lebih baik dalam melawan virus panleukopenia.

TF juga direkomendasikan untuk pencegahan terhadap virus.
Kalau dalam 1 rumah ada 1 kucing yang terinfeksi dan lainnya belum menunjukkan gejala, biasanya akan kami arahkan untuk meningkatkan imun kucing-kucing yang belum sakit menggunakan TF. Dan dibandingkan dengan yang tidak diberi TF, yang diberi TF mampu bertahan dari virus yang sudah menyebar di rumah dan tidak menunjukkan gejala selama 3 minggu pasca kasus terakhir (dan selama itu juga TF dikonsumsi terus setiap harinya).

Aku pribadi di rumah juga ada kucing dan kadang ada klien yang datang minta operasi steril untuk kucingnya. Akupun di rumah pakai TF untuk campuran ke pakan basah pasien selama perawatan dan hasilnya semua memuaskan dan cepat sembuh. Pengobatan dengan obat-obatan tetap dilakukan ya, karena masing-masing obat punya fungsi yang berbeda, aku gunakan TF sebagai imunomodulator dan tidak mengesampingkan obat-obat lain yang diperlukan seperti antibiotik, vitamin, fluid therapy alias infus, peningkat trombosit, dsb.

Salah satu contoh gambar yang bisa aku post adalah ketika kucingku sendiri sakit, namanya Kiyong. Kiyong ini kucing outdoor yang punya masalah EGC (eosinophilic granuloma complex) sejak setahun belakangan. Ndilalah suatu ketika Kiyong terkena chlamydia dan EGC nya kumat di saat bersamaan. Sebagai catatan, Kiyong pada waktu itu usianya 5 tahun, sudah kastrasi, vaksin, obat cacing dan obat kutu rutin. Cukup parah kondisinya saat itu sampai nafsu makannya turun drastis. Langsung gempur pakai TF sejak hari pertama terdiagnosa, dan hasilnya cepat sembuh.



TF bisa dipakai untuk maintenance, alias konsumsi rutin ketika tidak sedang sakit karena pada dasarnya TF tidak mengandung komposisi yang bikin ketergantungan dan sangat aman. Bahkan jika kondisi sudah bagus dan konsumsi TF dihentikan, tidak terjadi penurunan kondisi kembali (kecuali pada kucing yang imunnya bermasalah, konsumsi TF baiknya seumur hidup).

Bagusnya dari TF adalah tidak berasa sehingga bisa dicampurkan ke pakan basah. Bisa juga langsung dimimumkan sekapsulnya pada kucing yang sudah dewasa. Bahkan bisa juga dimakan sendiri oleh kucingnya! Cara pemberian TF yang manapun terserah, yang penting TF bisa masuk untuk dikonsumsi kucingnya ya.

video kiriman dari teman di Malay yang menggunakan TF untuk pengobatan kucingnya


Untuk beli TF bisa ke dokter hewan yang sedia TF di kliniknya, tapi untuk yang kesulitan mencari dokter hewan yang punya TF, maka bisa beli di blog ini bagian "Transfer Factor" samping "Beranda". 

Atau bisa juga di link ini ya:


Pembelian ecer perkapsul bisa tinggalkan pesan di kolom komentar atau WA pribadi ke nomorku :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Career Story

Hey yo, it's time to share my career story~ Aku dilantik sebagai dokter hewan di bulan Desember 2019, tapi aku sudah bekerja loh kala itu. Kok bisa??  Bisa donk, guys. Let me tell you, alhamdulillah karir dokter hewan bisa di mana2 banget dan lowongan kerja selalu ada. Bisa dari bidang peternakan, pegawai negeri, tenaga harian lepas di instansi pemerintahan, tenaga pendidik, praktisi hewan kecil, industri makanan dan minuman dari produk hewan, industri obat hewan, laboratorium yang menggunakan hewan coba, bidang konservasi, dsb. Rata-rata sangat mau menerima dokter hewan yang masih menunggu masa pelantikan, tapi sudah harus selesai masa koas. Ketika itu aku mencoba di bidang praktisi hewan kecil yang kebetulan ada lowongannya di Jogja (pada saat itu sebenarnya ada beberapa lowongan daerah Jogja, tapi ndilalahnya kepincut jadi praktisi hewan kecil). Langsung kirim berkas dan wawancara di sebuah klinik yang kebetulan juga dekat dengan rumah. Apakah langsung diterima? Hohoho,, ternyat...

Pengalaman Koas di FKH UGM

Fakultas kedokteran hewan, sama seperti fakultas kedokteran yang lainnya, juga perlu menempuh pendidikan profesi untuk mendapat gelar dokter. Pendidikan profesi dokter hewan baru bisa ditempuh setelah lulus pendidikan S1 kedokteran hewan. Pendidikan profesi ini biasanya disebut juga koasistensi atau singkatnya koas. Di UGM, pada tahun 2018, kegiatan koas kedokteran hewan berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Terdiri dari 6 bagian koas yang masing2 ditempuh dalam kurun waktu 8 minggu. 6 bagian koas tersebut adalah - koas interna hewan kecil (incil), - koas interna hewan besar (inbes),  - koas kedinasan atau koas dinas (kodin), - koas reproduksi (korep), - koas bedah (bedah), dan  - koas diagnosa laboratorik (kodil).  (kabarnya terkini ada 1 bagian koas baru yaitu koas manajemen RSH -2019) Masing-masing koas deg-degan nya beda2 nih, dan tentunya beban koasnya juga berbeda tiap bagian. Yang paling bikin kaku pikiran dan badan adalah koas diagnosa laboratorik. Wuuuhhh,, ya...