Langsung ke konten utama

Review Nipple Cream dari Mama Choice

Beberapa waktu lalu ada yang bertanya mengenai krim khusus untuk puting yang aku pakai untuk puting lecet ketika masih menyusui dulu. Aku cuma pakai 1 merek yaitu Nipple Cream dari Mama Choice.

---------------------------------------------------------------

Ini review jujur dariku yang pakai Nipple Cream dari Mama Choice untuk luka di puting. Usia anakku waktu itu sudah 20 bulan.

Selama menyusui belum pernah mengalami lecet puting dan ternyata mantab sekali rasanya 😭

Setelah anakku mulai aktif bergerak, meskipun belum bisa berjalan, dia sudah punya berbagai gaya ketika menyusu. Kakinya dan badannya selalu ke mana2, kalau kataku sih ngereog. Aku rasa inilah penyebab lecetnya puting yang aku alami.

Awal lecet hanya luka kecil di puting bagian bawah. Saat itu hanya kuolesi ASI tiap selesai menyusui. Aku rasa sudah cukup dengan ASI, meskipun belum bisa sembuh namun tidak makin memburuk.

Luka lecet awalnya tidak mengganggu, namun sudah seminggu tidak ada perubahan. Anakku semakin aktif saat menyusu dan akhirnya lecet bertambah lebar dan setelah 2 minggu terbentuk seperti garis dan agak dalam (yaa,, seperti sobek gitu lah). Wuuhhh rasanya nyoss setiap kali menyusui. Sampai kadang menangis saking sakitnya..

Akhirnya aku beli krim untuk luka lecet menyusui. Aku searching sana sini dan akhirnya menjatuhkan pilihan ke Mama's Choice Nipple Cream. Awal pemakaian rasanya gatal sekali di area lukanya, semacam sensasi gatal karena proses kesembuhan luka. Luka jadi terus terhidrasi dan inilah yang akan memicu percepatan kesembuhan.

Kandungan linolenum dan ekstrak kurma nya diklaim aman jika tertelan oleh anak, jadi tidak perlu selalu membersihkan puting setiap akan menyusui. Baunya dan rasanya sedikit manis seperti kurma. Anakkupun tidak terganggu dengan rasa ataupun baunya ketika menyusu.

Aku gunakan krim puting ini cukup sering dalam sehari. Selalu aku oleskan sehabis menyusui, sehabis mandi, sebelum tidur. Dengan harapan segera sembuh.

Namun ternyata, qodarullah, luka lecet masih belum sembuh juga namun sedikit membaik. Kala itu frekuensi menyusuiku masih cukup sering sampai lebih dari 6 kali sehari meski sudah dibantu susu formula. Aku rasa perlu mengurangi frekuensi menyusunya supaya bisa sembuh.

Aku kurangi frekuensi menyusui (jadi hanya malam dan pagi, sekitar 3-4x menyusui) sambil terus rajin oles2 nipple cream. Namun ternyata belum bisa benar2 sembuh juga.

Akhirnyaaaaa aku menyerah 😭😭😭 aku dan suami putuskan untuk menyapih Orion lebih awal yaitu di usia 22 bulan mengingat luka di puting yang tidak kunjung sembuh meski sudah diupayakan beberapa cara.

Alhamdulillah Orion sangat kooperatif meskipun awalnya menangis-nangis. Tapi dia tidak sampai tantrum. πŸ’•

Setelah stop menyusui, tenyata kurang dari 1 minggu saja luka lecet sudah benar2 sembuh, tentunya dengan tetap rajin oles2 nipple cream.

Berhubung aku tidak mencoba krim puting merk lainnya, aku rasa Mama's Choice Nipple Cream ini sangat bagus dalam membantu percepatan kesembuhan. Harganya cukup terjangkau dan isinya awet walaupun rajin dipakai. Aku beli 2 tube, tapi cuma kepake 1 tube lebih dikit, dan masih bisa aku jual preloved karena isinya masih banyak dan masih bagus saat itu.

Highly recommended buat emak2 yg mau coba pakai nipple cream untuk luka lecet menyusui. πŸ‘

Pastikan membeli produk yang asli ya. Kalau beli di olshop bisa ke official store atau distributor/reseller resmi.

Yang suka belanja di toko oren bisa ke link ini untuk belinya:

Official store Mama's Choice https://shope.ee/fwT4fYUkb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkat Imun Transfer Factor sebagai Imunomodulator untuk Kucing

Dear readers, Tulisan ini aku tulis berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai dokter hewan yang sudah pernah mencobakan peningkat imun/imunomodulator "transfer factor" (TF) dalam pengobatan berbagai kasus penyakit di kucing. Selama jadi praktisi hewan kecil tentunya banyak kasus penyakit yang ditemui, mulai dari sakit ringan berupa gumpalan bulu yang nyangkut di gigi, sampai kasus yang cukup berat dan menguras air mata seperti FIV (feline immunodeficiency virus) yang sudah komplikasi. Ada kasus yang trennya selalu naik selama musim hujan, yaitu virus panleukopenia. Lebih detailnya tentang virus ini nantinya akan ada postnya juga ya. Pada intinya virus panleukopenia ini menyerang tubuh kucing dan utamanya menurunkan jumlah sel darah putih yang digunakan untuk menyerang segala macam infeksi termasuk virus panleukopenia itu sendiri. Nah loh, kalau sel darah putih aja jumlahnya turun akibat si virus terus yang ngelawan ni virus siape tong? 😭 di klinik tempatku bekerja kemarin ada...

My Career Story

Hey yo, it's time to share my career story~ Aku dilantik sebagai dokter hewan di bulan Desember 2019, tapi aku sudah bekerja loh kala itu. Kok bisa??  Bisa donk, guys. Let me tell you, alhamdulillah karir dokter hewan bisa di mana2 banget dan lowongan kerja selalu ada. Bisa dari bidang peternakan, pegawai negeri, tenaga harian lepas di instansi pemerintahan, tenaga pendidik, praktisi hewan kecil, industri makanan dan minuman dari produk hewan, industri obat hewan, laboratorium yang menggunakan hewan coba, bidang konservasi, dsb. Rata-rata sangat mau menerima dokter hewan yang masih menunggu masa pelantikan, tapi sudah harus selesai masa koas. Ketika itu aku mencoba di bidang praktisi hewan kecil yang kebetulan ada lowongannya di Jogja (pada saat itu sebenarnya ada beberapa lowongan daerah Jogja, tapi ndilalahnya kepincut jadi praktisi hewan kecil). Langsung kirim berkas dan wawancara di sebuah klinik yang kebetulan juga dekat dengan rumah. Apakah langsung diterima? Hohoho,, ternyat...

Pengalaman Koas di FKH UGM

Fakultas kedokteran hewan, sama seperti fakultas kedokteran yang lainnya, juga perlu menempuh pendidikan profesi untuk mendapat gelar dokter. Pendidikan profesi dokter hewan baru bisa ditempuh setelah lulus pendidikan S1 kedokteran hewan. Pendidikan profesi ini biasanya disebut juga koasistensi atau singkatnya koas. Di UGM, pada tahun 2018, kegiatan koas kedokteran hewan berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Terdiri dari 6 bagian koas yang masing2 ditempuh dalam kurun waktu 8 minggu. 6 bagian koas tersebut adalah - koas interna hewan kecil (incil), - koas interna hewan besar (inbes),  - koas kedinasan atau koas dinas (kodin), - koas reproduksi (korep), - koas bedah (bedah), dan  - koas diagnosa laboratorik (kodil).  (kabarnya terkini ada 1 bagian koas baru yaitu koas manajemen RSH -2019) Masing-masing koas deg-degan nya beda2 nih, dan tentunya beban koasnya juga berbeda tiap bagian. Yang paling bikin kaku pikiran dan badan adalah koas diagnosa laboratorik. Wuuuhhh,, ya...