Setelah kemarin post tentang kelanjutan hidup setelah SMA yang isinya adalah gambaran umum kegiatanku selama kuliah, nah sekarang mau share momen spesifik ketika jadi asisten laboratorium di departemen Farmakologi FKH UGM.
Sejak awal kuliah kebetulan selalu tertarik dengan departemen farmakologi, yang katanya kakak tingkat adalah departemen yang susah untuk masuk jadi asistennya tapi kekeluargaannya oke punya. Well, tertantang kan ya untuk jadi bagian dari departemen ini.
Mata kuliah farmako baru dapat di semester 3 dan itupun masih farmakologi dasar dan belum ada praktikumnya. Praktikum farmako baru mulai di semester 4. Open recruitment asisten baru pada waktu itu di awal semester 5 (tahun 2015), hanya terbuka kesempatan untuk 4 orang dan ternyata yang daftar ada sekian belas orang dari angkatanku semua (memang hanya terbuka untuk angkatanku sih pada waktu itu).
Seleksi cuma 2x yaitu seleksi berkas dan wawancara. Tentunya ada syarat yang perlu dipenuhi seperti minimal IPK 3,0; minimal mata kuliah farmako nilainya B, dan ada syarat administrasi ringan seperti menyertakan pas foto, surat lamaran, CV.
Seleksi berkas semua peserta lolos, tinggal seleksi wawancara. Wawancara langsung oleh dosen dan asisten farmako di ruang tunggu dosen, dipanggil satu-satu. Deg-degan luar biasa ketika itu. Aku dipanggil hampir terakhir dan ketika masuk ruangan rasanya deg-degan tapi aku berusaha mengontrol rasa deg-degan itu yaa,, karena kalau aku deg-degan tuh pasti adaaa aja gejala klinisnya seperti: gemeteran, suara parau, kalau dipaksa bisa nangis ujung-ujungnya. Duh kan malu ya.
Wawancaranya santai sebenarnya, intinya ditanya informasi pribadi dan tentunya keseriusan menjadi asisten. Tapi ada 1 pertanyaan yang bikin ambyar nih emang, yaitu pertanyaan tentang keluarga. Nangis juga akhirnya aku, meskipun nangisnya bukan karena panik. Yasudahlah ya..
Malemnya setelah wawancara hari itu, rasanya kepikiran terus. Berasa salah banget ga bisa nahan tangis. Khawatir ga keterima juga dan bakal malu sama dosen-dosennya karena pasti bakal diinget. Ga bisa tidur itu semalaman.
Dan,, malamnya ada sms dari pihak farmako yang meminta untuk kembali ke farmako keesokan harinya untuk kelanjutan dari seleksi asisten. Ketika masuk lab. farmako, cuma ada aku dan 3 orang teman yaitu Sari, Made, dan Leo. Dan ternyata 4 orang yang diminta datang ke departemen farmako adalah yang keterima jadi asisten. Langsung diminta untuk ikut training public speaking hari Sabtu-Minggu yang diadakan oleh UGM.
Mulai bekerja jadi asisten sekitar 1 minggu setelahnya setelah acara penyambutan aissten baru (yang isinya nyanyi-nyanyi dan makan-makan). Kerja bareng dengan asisten lama yang 1 angkatan lebih tua dibandingkan kami berempat. Disupport juga dengan dosen-dosen yang sangat ramah dan kekeluargaannya terasa sekali. Setiap mau praktikum selalu ada latihan bareng, diskusi dan menyamakan persepsi tentang materi yang akan dipraktikumkan, dan selalu ada dosen yang terlibat.
Benar-benar sudah seperti keluarga sendiri, antara dosen, asisten lintas angkatan, laboran, teman-teman yang penelitian di lab. farmako, semuanya dekat. Kalau ada kegiatan pengabdian masyarakat departemen farmako, semua terlibat mempersiapkan dan jadi lebih semangat. Akan ada post tersendiri tentang momen paling diingat ketika jadi asisten ya guys! Keep reading! ๐
Komentar
Posting Komentar