Langsung ke konten utama

Cerita Singkat tentang Praktikum di Farmako FKH UGM

Belum bisa move on dari cerita perasistenan kemarin. Hari ini cerita lagi ya. Jangan bosen-bosen ya para pembaca 😁😁

So, praktikumnya ngapain aja sih di departemen farmako FKH UGM? 

Pada intinya ya tentang obat-obat hewan sih ya. Perkenalan tentang pengertian obat, sediaan-sediaan obat, cara menyiapkan sediaan (nggerus obat, bikin salep, dsb.), nimbang obat pakai timbangan obat, cara pengaplikasian obat (pakai mencit dan tikus lab), hitung-hitungan dosis, bikin simplisia, ekstrak, air infus (literally air infus berdasarkan farmakope loh ini), baca dan nulis resep. Palingan tambahannya yaitu cara handling dan restrain mencit dan tikus laboratorium. 

Paling asik pas belajar handling restrain mencit dan tikus lab. Ya walaupun mahasiswa kedokteran hewan tapi ga semua punya nyali sama 2 macam hewan ini. Ada aja yang disuruh nyoba malah jejeritan, ada juga yang ga suka banget sama pupnya mereka dan langsung dilepas gitu aja. Ini mohon maaf ga ada fotonya ya,, karena tidak boleh dipublikasikan, silakan dibayangkan ya gaes. 😁😁😁

Mencit dihandling pakai tangan langsung, palingan pakai gloves aja sebagai alat pelindung diri (APD), sedangkan tikus pakai layer tambahan yaitu sarung tangan tebal kayak miliknya kiper bola. Ini kalau ada yang request aku untuk bikin semacam resume teknik handling dan restraint mencit dan tikus lab nanti bakal aku buatin dah. πŸ™‚

Sistem praktikumnya gimana tuh, dok? 

Sistem praktikum sih sudah dirumuskan dan dipertimbangkan para dosen farmako dengan kampus, jadi asisten hanya menjalankan dan kadang kondisional sih, ga saklek selalu sama. Tapi pada dasarnya mahasiswa dibagi jadi beberapa gelombang dan dalam 1 gelombang ada beberapa kelompok. Tiap gelombang sekitar 1,5-2 jam durasi praktikumnya. Ini luar biasa banget kalau asistennya cume berempat, ga sempat istirahat dari siang sampai maghrib dan tentu saja ketika pulang akan tepaaarr~

Praktikum dalam 1 semester terdiri dari beberapa acara. Sebelum acara pertama dilaksanakan, beberapa hari sebelumnya diadakan asistensi alias perkenalan terhadap lab nya, dosen, staf, asisten, aturan2 selama praktikum berlangsung, apa saja yang wajib dibawa setiap praktikum,  gambaran praktikum per-acaranya, dan sedikit hitung2an dosis. Asistensi biasanya dilakukan di ruangan besar (biasanya di kelas atau auditorium) yang bisa menampung mahasiswa 1 angkatan yang akan melakukan praktikum.

Setiap praktikum ada pretest nya dulu, jadi asisten hanya melayani praktikan yang benar2 sudah siap praktikum (bahan pretest ada di buku petunjuk praktikum yang diberikan ke mahasiswa ketika asistensi, dan yag bikin soal adalah asisten dengan koreksi oleh dosen terlebih dahulu), untuk remidi praktikum alias inhal dilaksanakan di hari lain (biasanya dirapel sebelum ujian praktikum alias ujian responsi, tapi bisa juga di tengah rangkaian acara praktikum dalam 1 semester tersebut tergantung seberapa banyak mahasiswa yang inhal dan mereka bisanya kapan). Nilai pretest dan (terkadang ada) post test akan dicatat sebagai komponen nilai praktikum mahasiswa. Selain dari pretest dan post test, nilai praktikum juga diambil dari nilai laporan dan tentu saja ujian responsi.

Setelah pretest, barulah mahasiswa2 masuk ke sesi praktikum yang sesungguhnya, tergantung acara praktikum pada hari itu ya. Setelah itu, praktikum selesai~

Heh, ga selesai gitu aja siiihh.. Masih ada laporan praktikum yang harus dikerjakan dan dikumpulkan sebagai syarat masuk acara selanjutnya. Format laporan, pembagian asisten, dan kontak asisten yang dapat dihubungi biasanya sudah ditempel sebelum gelombang terakhir selesai praktikum, jadi tugasnya yang gelombang terakhir untuk ngeshare ke teman 1 angkatannya. Bagi yang inhal tidak perlu mengerjakan laporan untuk bisa masuk ke acara selanjutnya, namun laporan nantinya tetap akan dibuat setelah inhal selesai dilakukan.

Laporan praktikum nantinya masih mungkin untuk ada revisian karena akan dikembalikan oleh asisten maksimal 2 hari pasca praktikum, kalau istilahnya sih acc- (acc minus). Laporan yang sudah acc+ hanya perlu dikumpulkan kembali ketika masuk acara praktikum selanjutnya. Sedangkan yang masih acc- harus diperbaiki dan dikembalikan ke asisten (waktu pengumpulan laporan yang acc- biasanya sudah ditentukan oleh asisten). Jadi ketika hari H praktikum yang selanjutnya laporan sudah acc+ semua.

Kalau responsinya kayak gimana, dok?

Responsi alias ujian praktikum, untuk mahasiswa S1 kedokteran hewan hanya ujian secara tertulis sedangkan untuk D3 kesehatan hewan (saat ini di UGM sudah berganti jadi D4 teknologi veteriner) ujiannya secara tertulis dan ujian praktik. Ujiannya dirapel dari acara 1 sampai acara terakhir, yang buat soal dosen2 loh ini~

Inhal2 gitu kayak gimana, dok? 

Untuk mahasiswa yang inhal, biasanya asisten (terutama asisten penanggung jawab acara yang di-inhal-in) akan tanyakan ke mahasiswa tersebut bisa inhalnya kapan, tentunya juga menyesuaikan jadwal asisten, biasanya yang ngalah asistennya kok~ soalnya memang sudah niat jadi asisten kan ya. 

Kegiatan inhalnya pada dasarnya sama dengan kegiatan praktikumnya, cuma bedanya jumlah mahasiswa yang menjadi peserta inhal dan jumlah asisten yang mendampingi (bisa 1-4 asisten tergantung berapa jumlah yang inhal dan ada berapa acara yang akan dilakukan inhal di waktu yang bersamaan). Tentunya ada pretest juga, kalau nilai pretest masih kurang dari standar yang sudah dibuat oleh dosen maka akan dilakukan post test sampai nilainya memenuhi standar.  Biasanya yang banyak inhalnya nih acara penghitungan dosis. πŸ™ƒ duh padahal gampang banget kalau sudah belajar sebelum praktikum.


Ya agak ribet memang sih ya terkait perpraktikuman ini, tapi seru sih. Buat kami para asisten yang cuma sekian orang nih harus ngurusin mahasiswa 1 angkatan wuduuhh jos banget dah pokoknya. Harus lembur2 ngoreksi laporan di tengah jadwal kuliah dan praktikum kami yang sedemikian rupa. Kalau aku awal2nya lebih sering bawa pulang laporan untuk dikoreksi di rumah, tapi lama2 ga kuat juga bawanya karena berat, jadinya belakangan lebih sering ngoreksinya dilembur di lab karena kebetulan waktu itu ada tuh yang lagi penelitian di lab dan biasanya sampai malam.

Kebijakan sistem praktikum antar-lab di FKH UGM beda2 tipis satu dengan lainnya. Tapi pada intinya sih sama2 ada pretest,  laporan, inhal, responsi. Yang aku ceritakan ini khusus di lab farmakologi FKH UGM. Terakhir ketika masih ikut ngasistenin tahun 2018 sih masih sama aturan2nya, tapi yang akhir2 ini kurang tahu apakah ada perubahan total atau sedikit saja (tentunya ada perubahan karena mengikuti kebijakan terkini dari kampus). Di masa pandemi tahun 2020-2022 praktikum dilaksanakan secara daring alias online, alias ga ada praktikum sih sebenernya, cuma lihat video orang melakukan praktikum sesuai dengan acara yang dimaksudkan (ini video dibuat, diedit dan dipublikasikan ke mahasiswa secara resmi oleh pihak departemen farmakologi dan bisa diakses melalui web milik kampus).

Kalau ditanya "apakah kangen ngasistenin?", aku akan jawab, IYA KANGEN BANGET! Tapi untuk kembali mengulang masa itu kayaknya udah ga sanggup karena super hectic dan tenagaku sudah termasuk renta apalagi sesudah punya anak πŸ‘ΆπŸ»

Sampai saat ini kami masih saling kontak meskipun tidak intens dan tergabung dalam 1 grup whatsapp yang isinya dosen2 dan asisten farmako dari angkatan tahun 2009 ke bawah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkat Imun Transfer Factor sebagai Imunomodulator untuk Kucing

Dear readers, Tulisan ini aku tulis berdasarkan pengalamanku pribadi sebagai dokter hewan yang sudah pernah mencobakan peningkat imun/imunomodulator "transfer factor" (TF) dalam pengobatan berbagai kasus penyakit di kucing. Selama jadi praktisi hewan kecil tentunya banyak kasus penyakit yang ditemui, mulai dari sakit ringan berupa gumpalan bulu yang nyangkut di gigi, sampai kasus yang cukup berat dan menguras air mata seperti FIV (feline immunodeficiency virus) yang sudah komplikasi. Ada kasus yang trennya selalu naik selama musim hujan, yaitu virus panleukopenia. Lebih detailnya tentang virus ini nantinya akan ada postnya juga ya. Pada intinya virus panleukopenia ini menyerang tubuh kucing dan utamanya menurunkan jumlah sel darah putih yang digunakan untuk menyerang segala macam infeksi termasuk virus panleukopenia itu sendiri. Nah loh, kalau sel darah putih aja jumlahnya turun akibat si virus terus yang ngelawan ni virus siape tong? 😭 di klinik tempatku bekerja kemarin ada...

My Career Story

Hey yo, it's time to share my career story~ Aku dilantik sebagai dokter hewan di bulan Desember 2019, tapi aku sudah bekerja loh kala itu. Kok bisa??  Bisa donk, guys. Let me tell you, alhamdulillah karir dokter hewan bisa di mana2 banget dan lowongan kerja selalu ada. Bisa dari bidang peternakan, pegawai negeri, tenaga harian lepas di instansi pemerintahan, tenaga pendidik, praktisi hewan kecil, industri makanan dan minuman dari produk hewan, industri obat hewan, laboratorium yang menggunakan hewan coba, bidang konservasi, dsb. Rata-rata sangat mau menerima dokter hewan yang masih menunggu masa pelantikan, tapi sudah harus selesai masa koas. Ketika itu aku mencoba di bidang praktisi hewan kecil yang kebetulan ada lowongannya di Jogja (pada saat itu sebenarnya ada beberapa lowongan daerah Jogja, tapi ndilalahnya kepincut jadi praktisi hewan kecil). Langsung kirim berkas dan wawancara di sebuah klinik yang kebetulan juga dekat dengan rumah. Apakah langsung diterima? Hohoho,, ternyat...

Pengalaman Koas di FKH UGM

Fakultas kedokteran hewan, sama seperti fakultas kedokteran yang lainnya, juga perlu menempuh pendidikan profesi untuk mendapat gelar dokter. Pendidikan profesi dokter hewan baru bisa ditempuh setelah lulus pendidikan S1 kedokteran hewan. Pendidikan profesi ini biasanya disebut juga koasistensi atau singkatnya koas. Di UGM, pada tahun 2018, kegiatan koas kedokteran hewan berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Terdiri dari 6 bagian koas yang masing2 ditempuh dalam kurun waktu 8 minggu. 6 bagian koas tersebut adalah - koas interna hewan kecil (incil), - koas interna hewan besar (inbes),  - koas kedinasan atau koas dinas (kodin), - koas reproduksi (korep), - koas bedah (bedah), dan  - koas diagnosa laboratorik (kodil).  (kabarnya terkini ada 1 bagian koas baru yaitu koas manajemen RSH -2019) Masing-masing koas deg-degan nya beda2 nih, dan tentunya beban koasnya juga berbeda tiap bagian. Yang paling bikin kaku pikiran dan badan adalah koas diagnosa laboratorik. Wuuuhhh,, ya...